Twitter

Kamis, 27 Oktober 2011

Beda Seks dengan Pria Disunat dan Tak Disunat

Pada mulanya, sunat dilakukan sebagai bagian dari tradisi. Namun lama-kelamaan, sunat juga dilakukan untuk kebersihan dan kesehatan penis. Meskipun begitu, masih banyak pria yang karena beberapa alasan tertentu belum menjalani sunat di masa dewasanya. Kondisi disunat atau tidak disunat ini ternyata dapat memengaruhi kehidupan seks pria, dan tentu saja pasangannya.
Menurut Dr Patti Britton, PhD, direktur Sexuality Certificate Track di Chicago School of Professional Psychology/Westwood, sunat memberikan keuntungan khusus bagi Anda maupun pasangan Anda. Pertama, si dia tak perlu repot lagi membersihkan kulit penutup bagian kepala penisnya (preputium, atau lebih dikenal dengan sebutan kulup). Kepraktisan ini tak dimiliki oleh pria yang tidak disunat, karena ia butuh upaya ekstra untuk menarik kulit tersebut dan membersihkan bagian yang tertutup sebelumnya.
Membersihkan area kepala penis (yang tertutup kulup) memang diperlukan untuk menghindari aroma tak sedap atau pengaruh yang lebih serius dari penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar (smegma). Dengan sendirinya, lebih sedikit bakteri atau kuman yang bisa berpindah ke tubuh Anda dan memengaruhi kesehatan Anda.
Kedua, sebagian perempuan memilih pria yang sudah disunat karena penetrasi yang terjadi akan mengurangi gesekan yang kurang nyaman di dalam vagina. Begitu terjadi penetrasi, kepala penis yang sudah disunat lebih mudah masuk dan keluar untuk menciptakan rasa nyaman untuk Anda maupun pasangan Anda.
Sedangkan bila Anda memiliki pasangan yang belum disunat, seks yang lebih aman harus lebih diperhatikan. Pria dengan penis yang masih tertutup kulup kadang-kadang mengalami kesulitan menemukan kondom yang pas, atau memastikan kondom tetap terpasang selama penetrasi terjadi. Hal tersebut bisa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi perempuan, dan dengan sendirinya mengacaukan aktivitas seks tersebut.
Penis yang belum disunat juga memiliki aroma atau rasa yang berbeda. Aroma di area genital memang normal, tetapi jika terlalu kuat, kemungkinan besar penis pasangan kurang terjaga kebersihannya. Higienitas yang kurang juga bisa menyebabkan infeksi di bawah kulup, yang gejalanya bisa berupa iritasi, kemerahan, aroma tak sedap, dan gejala tak normal lainnya.
Meskipun begitu, bila selalu dijaga kebersihannya, penis yang belum disunat juga memberikan sensasi tersendiri. Lapisan tipis dari preputium tersebut sangat sensitif. Ketika mengalami ereksi, kulit tertarik sendiri ke porosnya, menampakkan kepala penis sehingga terlihat sama dengan penis yang sudah disunat. Selama intercourse, seks oral, dan masturbasi, kulit yang tertarik tersebut bisa bertindak sebagai pelumas. Ketika penis mendorong masuk, ia akan menciptakan gesekan ekstra yang bisa saja menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi perempuan yang menyukainya.
Pada akhirnya, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk saat berhubungan seks dengan pria yang disunat atau tak disunat. Semuanya kembali pada selera masing-masing perempuan. Perempuan yang memiliki pasangan yang tak disunat pun bisa menikmatinya.sumber : http://tidakmenarik.wordpress.com/2011/09/22/beda-seks-dengan-pria-disunat-dan-tak-disunat/#more-8533

Tidak ada komentar:

Posting Komentar