BANYAK orang bilang, “Uang adalah hal yang sensitif!”
Bahkan dalam rumah tangga, suami atau istri harus beradaptasi dengan
kebiasaan pasangan mengelola keuangan. Bila tak diatur dengan baik,
bukan tak mungkin perkara ini jadi pemicu pertengkaran hebat.
So, agar hal itu tak terjadi, Safir Senduk, seorang ahli keuangan siap memberi tip!
Disatukan atau Tidaknya Keuangan
Masalah keuangan yang dihadapi pasangan yang baru menikah memang
beragam. Misal, apakah menyatukan tabungan dan gaji dalam satu rekening,
atau sebaiknya masing-masing mempunyai rekening sendiri kemudian
membuat satu rekening terpisah untuk membiayai kebutuhan rumah tangga.
Sebagai individu yang berbeda, sebaiknya mempunyai kebebasan mengelola
kebutuhan keuangan masing-masing. Moms and Dads harus belajar bagaimana
menjadi pasangan dengan mengatur keuangan bersama.
Dengan berjalannya waktu, ketika kebutuhan rumah tangga menjadi lebih
besar dengan adanya anak-anak atau cicilan rumah, banyak pasangan yang
merasa bahwa menggabungkan keuangan dalam rekening bersama jauh lebih
mudah. Atau jika kebutuhan hidup pasangan sudah tinggi karena tingginya
biaya hidup di kota besar, maka mengatur keuangan keluarga dengan
menggabungan pendapatan akan lebih efisien. Saran ini akan berbeda
ketika salah satu pasangan memasuki pernikahan dengan hutang yang cukup
besar.
Ketika Berhadapan dengan Hutang
Dari semua masalah yang menyebabkan pertengkaran. Masalah hutang
menempati ranking pertama. Hutang adalah persoalan dimana pasangan
paling tidak bisa sepakat. Masing-masing pasangan biasanya tidak
mempunyai ukuran yang sama dalam melihat apakah hutang yang ada terlalu
besar atau jenis hutang apa yang merupakan hutang yang bermasalah.
Alangkah baiknya jika masing-masing pasangan bisa terbuka mendiskusikan
hal keuangan sebelum masuk dalam pernikahan. Disukai atau tidak, ketika
Anda menikah, hutang pasangan bisa menjadi masalah Anda dan sebaliknya.
Sebelum menikah, tidak ada salahnya membuat perjanjian pisah harta. Cara
ini dilakukan untuk melindungi harta atau aset seseorang dari hutang
pasangannya (jika hutang itu berasal dari institusi). Di Indonesia,
sistem legal tidak terlalu kuat, perjanjian pisah harta belum tentu bisa
diteguhkan. Apalagi kalau pasangan atau Anda berhutang kepada rentenir
yang menggunakan kekerasan untuk menagih hutangnya.
Memonitor Keuangan
“Saya hemat, kamu yang boros!” pernyataan ini bisa mengakibatkan masalah besar. Cara yang pantas ditiru adalah “Kita berdua ada pengeluaran dan kebutuhan yang berbeda, mari susun budget bersama!”
Namun bukan berarti dipakai sebagai alasan untuk belanja tak terkendali.
Sebaliknya, jika ada pertengkaran mengenai hal ini, Anda dan pasangan
harus menemukan akar masalahnya.
Mungkin Anda berdua harus mulai berhemat dan mengurangi pengeluaran.
Duduklah bersama dan masing-masing memutuskan berapa jumlah uang yang
dialokasikan untuk kebutuhan pribadi sehari-hari; kebutuhan pakaian,
salon, rekreasi, pariwisata, pembelian barang mewah. Buatlah daftar HIS
dan HERS. Negosiasikan jumlahnya.
Ingatlah bahwa kebutuhan ini adalah kebutuhan sekunder. Jadi pikirkan
dulu kebutuhan rumah tangga yang primer; sewa rumah, cicilan rumah,
makan, listrik, telepon, air, kesehatan, sekolah, transportasi.
Merahasiakan Penghasilan atau Simpanan
Menyembunyikan pendapatan atau sejumlah tabungan dari pasangan bisa
menimbulkan pertengkaran. Banyak pasangan melakukan hal ini, baik karena
sang istri terlalu cerewet dalam menuntut suami untuk memberi lebih
banyak lagi atau karena sang suami (atau istri) men-support anggota
keluarga, kebiasaan buruk seperti judi atau bahkan adanya pacar baru.
Kalau Anda mengenal dan mempercayai pasangan Anda, perlukah
menyembunyikan pendapatan atau tabungan dari pasangan? Adakah
alasan-alasan tertentu yang membuat Anda harus menyembunyikan pendapatan
atau tabungan dari pasangan? Apakah pasangan Anda mempunyai masalah
dengan kebiasaan buruk seperti judi dan hutang? Kalau ini yang terjadi,
carilah pertolongan profesional, baik itu konselor, psikolog atau
akuntan untuk menyelesaikan masalah, daripada Anda dan pasangan hidup di
atas kebohongan.
Menyimpan Uang untuk Keperluan
Sebaiknya Anda memiliki tabungan untuk masa darurat sejumlah 3-6 bulan.
Taruhlah di bank yang dijamin pemerintah. Tabungan deposito atau
tabungan berjangka lainnya bisa memberikan bunga yang lebih tinggi dari
tabungan biasa. Berpikirlah dengan bijaksana. Kontrol diri Anda dalam
mengeluarkan uang, utamanya untuk kebutuhan-kebutuhan sekunder Anda.
Menginvestasi Uang dengan Teratur
Jika kebutuhan rumah tangga sudah tercukupi dan Anda bisa menabung untuk
emergency, Anda dan pasangan bisa mulai memikirkan jenis investasi apa
yang bisa memberikan bunga atau hasil yang lebih tinggi. Sebaiknya,
pikirkan bersama jenis-jenis investasi apa yang bisa dilakukan sesuai
dengan target dan kebutuhan finansial Anda.
Jenis investasi tak terbatas dengan produk-produk perbankan, emas,
tanah, atau rumah. Untuk tanah dan rumah, carilah tempat yang strategis
dan persiksalah dengan teliti mengenai keaslian sertifikatnya.
sumber : http://pangkalan-unik.blogspot.com/2011/10/6-kiat-hadapi-masalah-keuangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar