Majalah fashion ternama itu dianggap mengglamorisasi perbudakan wanita kulit hitam di AS.
Vogue Italia menuai kecaman setelah merilis sebuah artikel bertajuk
'Anting Budak' di situsnya. Majalah fashion ternama itu dituding
melakukan upaya memalukan dengan mengglamorisasi perbudakan wanita kulit
hitam di Amerika, masa lalu.
Dalam artikel yang dipublikasikan 5
Agustus itu menampilkan gambar anting bundar berikut ulasan editor
fashion Anna Bassi terkait tren perhiasan wanita, seperti dikutip dari Telegraph.
"Perhiasan
selalu bermain-main dengan bentuk lingkaran, terutama anting. Model
paling klasik adalah anting emas gaya budak budak dan creole. Jika nama
itu mengingatkan kita akan tradisi dekoratif perempuan kulit hitam yang
dibawa ke Amerika di masa perdagangan budak, maka interpretasi masa kini
adalah kebebasan murni," tulis Bassi.
Dalam hitungan jam sejak
tulisan Bassi itu terpampang, serangan kritik terus menghujam. Salah
satu blogger bernama Chezney mengatakan, "Sungguh tak ada sesuatu yang
modis tentang sejarah berbudakan bangsa Afrika."
Gelombang amarah
yang kian meluas itu melahirkan kampanye spontan di jejaring sosial.
Mereka yang risih membaca artikel tersebut tak henti mengirim tweet ke
akun Vogue Italia agar segera menyampaikan permintaan maaf sekaligus
menarik artikel tersebut.
"Kami ingin artikel itu dihapus
sesegera mungkin dan kami ingin sebuah permintaan maaf secara khusus
kepada para wanita kulit hitam karena telah menggunakan narasi tentang
perbudakan untuk mengundang iklan," demikian bunyi tuntutan lain yang
terangkum dalam kampanye protes itu.
Tak hanya di Twitter,
serangan amarah juga meluncur ke email pribadi Bassi, yang dianggap tak
paham dengan sejarah perbudakan bangsa Afrika di Amerika. Paparan Bassi
juga dianggap sebagai bentuk ketidakpekaan industri terhadap kasus
Maafa, pembantaian massal di Afrika.
"Ini sungguh memalukan.
Sejak kapan desain perhiasan telinga bangsa Afrika menjadi desain
'budak'. Ini sungguh akan menjadi bumerang, dan saya pastikan Vogue akan
menerima ganjaran setimpal," kata Marianne Smith, pengacara ternama
yang mendukung aksi itu.
Pemimpin Redaksi Vogue Italia, Franca
Sozzani, mengatakan, "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Ini adalah masalah terjemahan yang sangat buruk dari bahasa Italia ke
Inggris. Seharusnya kalimat itu diterjemahkan sebagai anting etnik.
Sekali lagi, kami mohon maaf atas kesalahan yang sudah kami perbaiki di
website."
Merespons serangan protes yang begitu deras, redaksi
Vogue Italia akhirnya mengubah penyebutan 'anting budak' menjadi 'anting
etnik'. (Rudy Bun) (eh)
sumber : http://kosmo.vivanews.com/news/read/242722-geger-anting-budak-di-majalah-vogue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar