Note: Untuk mencegah kesalahpahaman dari pembaca, penulis menekankan kunci artikel ini:
- Jangan dikonsumsi BERLEBIHAN, karena segala sesuatu yang sehat jika dikonsumsi berlebih akan membahayakan kesehatan.
- Konsumsi yang ORGANIK, karena yang hibrida/GMO adalah kedelai mutasi yang tidak baik untuk kesehatan.
- Konsumsi yang tanpa bahan pengawet dan perasa tambahan yang berlebih.
- Kenali batas tolerir konsumsi Anda karena tiap manusia memiliki metabolisme yang berbeda-beda.
- Jangan dikonsumsi RUTIN karena kita TIDAK TAHU susu kedelai yang dikonsumsi tersebut organik atau tidak, dan mengandung zat aditif atau tidak, KECUALI ada jaminan klaim dari produsen bahwa produk yang diproduksi adalah organik, tanpa bahan pengawet, dan ada anjuran konsumsi aman yang jelas. Tapi ingat juga dengan poin kunci 3.
- Artikel ditulis bukan untuk menjelek-jelekan tapi untuk supaya kita bijak dalam mengonsumsi sesuatu (jangan hanya tahu baiknya saja, tapi juga tahu sisi negatifnya juga jika kita salah mengonsumsi).
.
Beresiko Memperparah Kanker
Sering diberitakan bahwa kedelai sangat
bermanfaat untuk memerangi kanker. Kebenaran akan berita ini adalah ya
dan tidak. “YA” MEMANG BERMANFAAT JIKA PRODUK KEDELAI TELAH
TERFERMENTASI, “TIDAK” BERMANFAAT JIKA PRODUK TERSEBUT ADALAH
NON-FERMENTASI.
Hasil suatu penelitian di tahun 1996,
melaporkan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi kedelai mengalami
epithelial hyperplasia, yaitu suatu kondisi yang menandai kanker.
Penelitian lanjutan yang dilakukan setahun kemudian, membuktikan bahwa
genistein (salah satu jenis isoflavon) terbukti dapat menstimulasi
kanker payudara. Karena itu, wanita yang berisiko dan pernah menderita
kanker payudara sebaiknya waspada bila ingin mengonsumsi produk kedelai.
Pilihan yang tepat adalah produk kedelai terfermentasi.
.
Mengganggu Hormon, Menyebabkan Ketidakstabilan Emosi dan Alergi
Sudah umum diketahui bahwa kedelai
mengandung komponen “serupa” estrogen (hormon wanita). Banyak wanita
yang mengalami pasca menopause menggunakan produk kedelai untuk membantu
masalah kewanitaan mereka karena ketidakseimbangan hormon mereka.
Kedelai sangat efektif dalam mensuplai hormone-hormon yang diperlukan.
Tapi yang perlu kita pertanyakan adalah
jika kedelai dapat menyediakan hormon yang cukup untuk wanita paruh
baya, apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN KEPADA BAYI? Apa jadinya jika
kedelai yang dipenuhi hormon “serupa” hormon wanita ini RUTIN DIBERIKAN
KE PRIA? Begitu juga apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN kepada para wanita
muda yang MASIH CUKUP hormon estrogennya?
Penelitian mengenai dampak produk-produk
kedelai bagi manusia telah berkembang selama lebih dari 40 tahun
(penelitian dimulai tahun 60-an). Selama beberapa dekade ini, telah
dilakukan banyak penelitian dari dampaknya terhadap serangga, tikus,
burung, sampai dengan manusia. Dari penelitian-penelitian tersebut,
didapati banyak efek negatif dari kedelai non-fermentasi.
Burung yang diberi makan kedelai
memperlihatkan “PENDEWASAAN DINI” di usia 2 bulan, dimana seharusnya
mulai dewasa di usia 18 bulan. Ini mengakibatkan burung-burung ini menua
terlalu dini dan dengan demikian cepat mati di usia muda. Tapi bukan
hanya itu saja, pada burung-burung ini juga menunjukkan adanya masalah
tiroid, kemandulan, dan pertumbuhan tumor.
Phytoestrogen (komponen yang dikandung
kedelai) dalam banyak penelitian TELAH KUAT DISIMPULKAN beresiko
mengakibatkan gangguan tiroid, gangguan sikap dan kanker. Theodore Kay
dari Kyoto University Faculty of Medicine menekankan di tahun 1988 bahwa
“pembesaran tiroid pada tikus dan manusia, terutama anak-anak, yang
rutin diberikan kedelai telah diketahui selama setengah abad.”
Dua peneliti dari FDA (BPOM-nya Amerika),
yaitu Daniel Doerge dan Daniel Sheehan, memprotes kebijakan FDA itu
sendiri yang mengijinkan klaim aman kedelai bagi kesehatan jantung.
Dalam surat protesnya, mereka mengkhawatirkan akan keselamatan publik
dimana komponen kedelai yang dipakai sebagai estrogenik (terapi hormon)
dan obat-obatan goitrogenik (pengobatan untuk tiroid) diberikan label
peringatan untuk berhati-hati bila memakainya, tapi kenapa produk-produk
kedelai lainnya tidak.
Bukan sekedar permasalahan hormon saja,
telah ditemukan adanya hubungan antara masalah perilaku anak-anak dengan
produk kedelai. Produk kedelai yang diformulasikan bagi anak-anak
mengandung tingkat mangan 50 kali lebih tinggi dibandingkan ASI. Dari
sini menunjukkan bahwa tingkat mangan yang terlalu tinggi dalam susu
formula kedelai adalah beracun bagi otak bayi. Penelitian ini menjawab
salah satu kemungkinan dari naiknya tingkat penderita ADHD dan perilaku
kasar yang ada selama ini. Mangan merupakan mineral dasar yang
dibutuhkan oleh tubuh kita, tapi jika berlebihan akan mengakibatkan
“sindrom keracuan mangan”.
Alergi juga menjadi kekhawatiran
berikutnya. Kedelai adalah salah satu makanan penyebab alergi terkuat di
jaman modern ini. Dari beberapa penelitian melaporkan bahwa kedelai
mengandung setidaknya 30 protein penyebab alergi. Apakah anak Anda
menderita asma? Jika “Ya”, mungkin inilah saatnya Anda mengevaluasi
kembali pola makan anak Anda.
.
Kandungan Berbahaya pada Produk Kedelai Non-Fermentasi
Produk kedelai terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu produk yang terfermentasi dan yang non-fermentasi. Produk
terfermentasi adalah produk kedelai yang aman dan sangat baik buat
kesehatan. Diantaranya adalah tempe, kecap, miso, natto dan kecambah
kedelai. Tapi lain halnya dengan produk NON-FERMENTASI seperti misalnya
tahu dan susu kedelai, karena produk ini masih banyak memiliki kandungan
zat-zat berbahaya seperti:
A) Goitrogen – Ini
adalah komponen yang mengganggu fungsi tiroid, dengan demikian
menyebabkan hypotiroid pada individu yang sensitif dan juga beresiko
menyebabkan kanker tiroid.
Ketika kita mengkonsumsi produk kedelai
non-fermentasi sekali-dua kali, belum tentu langsung mengalami efeknya.
Ada takaran tertentu baru kita akan terpengaruh. Berapakah takaran yang
membahayakan kesehatan? Ini tergantung usia.
Berdasarkan Soy Online Service, bayi
seharusnya tidak mengonsumsi kedelai sama sekali. Bagi orang dewasa,
hanya dengan 30 mg isoflavone (termasuk komponen goitrogen) per hari
cukup mengganggu fungsi tiroid. Takaran isoflavon yang perlu diwaspadai
ini ada pada 5-8 ons susu kedelai.
B) Asam Phytic– Kedelai
mengandung asam Phytic, yaitu asam yang dapat menghalangi penyerapan
mineral seperti misalnya zat besi, kalsium, tembaga, dan terutama seng
dalam saluran pencernaan.
Seng dibutuhkan untuk perkembangan dan
berfungsinya otak serta sistem syaraf. Ia berperan penting dalam
mengendalikan mekanisme kadar gula darah dan dengan demikian melindungi
dari diabetes. Ia juga diperlukan untuk menjaga kesuburan.
Seng adalah komponen kunci dalam berbagai
enzim vital dan berperan banyak dalam sistem imun. Asam Phytic dalam
kedelai tidaklah banyak dan bagi pria terkadang dibutuhkan. Jadi
kandungan asam ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali bagi wanita yang
sedang menstruasi dan juga bagi anak-anak.
Pada proses fermentasi kandungan asam phytic ini jauh berkurang sampai pada level aman untuk segala umur.
C) Penghambat Trypsin – Komponen
negatif ini mengurangi kemampuan Anda mencerna protein. Memberi bayi
dan anak Anda produk kedelai yang non-fermentasi secara teratur akan
mengganggu pertumbuhannya. Kacang-kacangan lain yang memiliki kandungan
penghambat trypsin yang tinggi adalah kacang lima.
D) Nitrat
– Adalah komponen yang bersifat karsinogen (penyebab kanker), terbentuk
pada saat pengeringan, dan zat beracun lysinoalanin terbentuk selama
proses alkalin. Berbagai macam zat aditif buatan, terutama MSG
(zat aditif yang merusak sel syaraf) telah ditambahkan pada produk
kedelai untuk menyamarkan “aroma kacang”nya yang kuat dan memberikan
rasa mirip daging.
E) Phytoestrogen – Biasanya
dipakai untuk membantu mengurangi efek produksi estrogen yang rendah
dalam tubuh, kini ditemukan sebagai faktor penyebab kanker payudara dan
leukemia pada anak.
F) Aluminum –
Dari beberapa penelitian telah diketahui adanya hubungan antara
keberadaan aluminium dengan penyakit Alzheimer. Tapi tahukah Anda bahwa
susu kedelai mengandung aluminium 11 kali (1100 persen) lebih banyak
dibandingkan susu formula biasa?!
G) Mangan – Produk formula kedelai memiliki
kandungan mangan berlebih bagi tubuh kita. Mangan dalam tingkat kecil
sangat kita butuhkan untuk membantu sel tubuh kita mengumpulkan energi.
Tapi jika berlebih, mangan bisa menyebabkan kerusakan otak seperti pada
penyakit Parkinson. Tingkat kandungan mangan di tiap susu bayi
berbeda-beda, yaitu:
- ASI mengandung 4-6 mcg/L.
- Susu formula bayi biasa (dari sapi) mengandung 30-50 mcg/L.
- Susu formula kedelai mengandung 200-300 mcg/L!!!
H) Terlalu Banyak Omega-6.
Produk kedelai non-fermentasi mengandung kandungan Omega-6 yang lebih
banyak dibandingkan Omega-3. Ketidakseimbangan rasio antara Omega-3
dengan Omega-6 akan membuat kita rentan terkena penyakit kanker,
diabetes, penyakit jantung, arthritis, asma, hiperaktif, dan depresi.
.
Dampak Bagi Anak Laki-Laki
“Pubertas dini (yang disebabkan oleh
produk kedelai) bisa meningkatkan resiko anak laki-laki menderita kanker
testicular di saat menjelang dewasa, karena telah terpapar berbagai
hormone seks terus menerus,” ujar Marcia Herman-Giddens , peneliti dari
University of North Carolina. Ketidaknormalan pada saluran kencing
mereka juga ditemukan dan beberapa penelitian akhir-akhir ini telah
menemukan adanya beberapa cacat lahir lahir pada ibu-ibu vegetarian yang
sering mengonsumsi kedelai.
Bagi orang dewasa, tubuh telah
diperlengkapi dengan sempurna untuk menetralisir efek negatif kedelai
non-fermentasi. Tapi lain halnya dengan bayi yang sistem endokrinnya
masih belum sempurna. Suatu penelitian menyebutkan bahwa ketika Anda
memberi produk kedelai non-fermentasi pada bayi tiap harinya, itu sama
saja memberikannya sesuatu yang SETARA DENGAN 5 KALI PIL KB DALAM SEHARI
(BAGI ORANG DEWASA)!
Sistem endokrin bayi belum mampu
mengatasi kandungan isoflavon berlebih yang ada pada produk kedelai
non-fermentasi. Kandungan berlebih isoflavon memiliki sifat feminisasi,
yang akan MENGAKIBATKAN UKURAN KELAMIN BAYI LAKI-LAKI JADI LEBIH KECIL
DAN KECENDERUNGAN GENETIKA YANG MENGARAH KE HOMOSEKSUALITAS. Beberapa
ahli mempersalahkan pengkonsumsian susu formula bayi sebagai salah satu
faktor kecenderungan genetika anak laki-laki menjadi seperti perempuan. Anda tentu tidak ingin anak Anda memiliki kelainan yang satu ini bukan?
.
Dampak Bagi Anak Perempuan
Produk formula kedelai mengandung tingkat hormon sebanyak 240 kali lebih tinggi diandingkan ASI!
Para endokrinologis anak-anak di tahun
1982 telah melaporkan hasil penelitian mereka yang mendapati adanya
perkembangan payudara pada anak-anak perempuan dibawah delapan tahun.
Dalam penelitian pertama yang melibatkan 130 anak perempuan, 68%
menunjukkan adanya perkembangan payudara sebelum mereka berusia 18
bulan! Para peneliti mendapatkan adanya hubungan antara ketidaknormalan
ini dengan konsumsi produk-produk kedelai.
Anak-anak perempuan yang memasuki masa
pubertas akan beresiko besar menderita kanker payudara dan juga kista
rahim jika mengalami gangguan tiroid karena rutin mengonsumsi produk
kedelai non-fermentasi.
.
Dampak Bagi Wanita Muda
Mungkin Anda terkejut jika saya
mengatakan bahwa komponen phytoestrogen pada kedelai bisa meningkatkan
resiko kanker payudara. Dr. Claude Hughes, direktur dari Women’s Health
Center di Cedar-Sinai Medical Center, Los Angeles mengemukakan pendapat
tentang komponen kimiawi pada kedelai,”Ia (phytoestrogen) dapat
mempercepat pembelahan sel-sel yang sudah menjadi kanker dari
mengandalkan estrogen untuk pertumbuhan mereka (sel-sel kanker).”
Chanfeng Wang dan Mindy S. Kurzer, yang
menulis “Phytoestrogen Concentration Determines Effects of DNA Synthesis
in Human Breast Cancer Cells” mengatakan, “Data kami memperlihatkan
adanya kemungkinan bahwa dalam kadar tertentu pada manusia,
phytoestrogen, flavonoid dan lignan justru menstimulasi, bukannya
menghambat, pertumbuhan tumor-tumor yang mengandalkan estrogen.”
Disamping itu juga didapati bahwa dua
gelas susu kedelai sehari dalam satu bulan penuh, mengandung cukup
komponen kimiawi yang dapat mengganggu siklus menstruasi wanita. Umum
diketahui bahwa para wanita yang memakai pil-pil kontrasepsi lebih
sering mudah marah-marah seiring adanya gangguan hormonal. Hanya dengan
100 gr dari produk kedelai, mengandung komponen estrogenik yang sama
dengan satu pil kontrasepsi.
.
Dampak Bagi Pria Dewasa
Apa
dampak phytoestrogen bagi pria? Para peneliti percaya bahwa
kecenderungan menurunnya kesuburan pria bisa jadi dikarenakan adanya
pemberian estrogen dari luar, termasuk phytoestrogen kedelai. Terdapat
bukti kuat yang menunjukkan bahwa phytoestrogen kedelai menghambat enzim
yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hormone testoteron (hormone
pria).
Penelitian terhadap pejantan hewan-hewan
juga telah banyak dilakukan, baik dari belalang sampai dengan cheetah.
Dari penelitian-penelitian tersebut didapati bahwa kedelai mengakibatkan
para pejantan ini kurang percaya diri, kurang agresif, hasrat seksual
menurun, dan jumlah sperma pun berkurang.
Dampaknya pada manusia terlihat lebih
lambat daripada pada hewan. Tapi tetap saja berdampak negatif jika
kedelai secara rutin diberikan pada pria.
Penelitian terlama akan dampak produk
kedelai dimulai di tahun 1965 dengan partisipan 8.006 pria
Jepang-Amerika. Dalam penelitian ini mempertanyakan tentang 27 makanan
dan minuman mereka. Setelah dimonitor dan diteliti bertahun-tahun
lamanya, studi/penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan
antara pemberian tahu dengan “penuaan otak dini”, bahkan berhubungan
dengan penyakit Alzheimer. Dr. Lon White, peneliti dalam Honolulu Heart
Program ini mengungkapkan bahwa dari 27 makanan yang diteliti, tahu-lah
yang menunjukkan hasil konsisten berdampak negatif bagi otak pria-pria
ini.
Lon White, akhirnya menyatakan, “Yang
perlu ditekankan adalah ini semua (phytoestrogen ) bukanlah nutrisi.
Mereka semua tergolong obat. Mereka memiliki beberapa manfaat dan juga
beberapa kerugian.”
.
Bukankah Sejarah Asia Membuktikan Kedelai Baik untuk Kesehatan?
Pernyataan ini sebagian ada benarnya juga
karena kedelai memang memiliki kandungan nutrisi yang banyak dan baik
untuk kesehatan. Tapi ingat bahwa produk-produk kedelai baru bisa
dikatakan 100% aman jika diproses secara fermentasi.
Terus apa yang salah? Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut.
Informasi yang mempromosikan produk
kedelai selalu diarahkan pada kebiasaan makan orang Asia dan catatan
sejarah kesehatan kita (orang Asia). Namun sayangnya, informasi ini
kurang kritis dalam memberikan detail informasi akan kondisi bagaimana
kedelai ditanam, karena hal ini mempengaruhi struktur kimia kedelai yang
cenderung bertindak sebagai antiestrogen. Tekanan lingkungan, jamur,
dan faktor lingkungan kedelai lainnya (termasuk fermentasi atau
non-fermentasi) sangat mempengaruhi kandungan phytokimia kedelai yang
berdampak pada kesehatan.
Detail bagaimana orang Asia menggunakan
atau mengonsumsi kedelai kurang diperjelas. Normalnya, jauh sebelum
masa-masa kedelai digombor-gemborkan sebagai produk yang sehat,
pengkonsumsian kedelai bagi orang Asia masih tergolong sedikit dan
biasanya dikombinasikan dengan sumber protein lain seperti daging sapi,
babi, ayam, ikan, susu, dan telur. Gabungan dari protein hewan ini
mempengaruhi struktur kimiawi makanan lain di dalam pencernaan kita.
Disamping itu, banyak produk-produk
kedelai sebelum era modernisasi dikonsumsi dalam bentuk terfermentasi
seperti misalnya tempe, kecap, dan kecambah. Proses fermentasi ini
mengubah struktur kimia berbahaya kedelai menjadi hilang atau berkurang
drastis.
Tapi jika dilihat dalam jaman sekarang,
didapati bahwa tingkat penyakit Alzheimer lebih tinggi di orang-orang
Asia dibandingkan di masyarakat negara lain. Perlu diingat juga bahwa
dulu (mungkin juga sampai sekarang) kita sebagai orang Asia menganggap
tempe-tahu adalah makanan murahan dan tidak mengonsumsinya sebagai menu
utama kita. Kita dulu lebih banyak mengonsumsi nasi, sayur, telur dan
daging daripada produk-produk kedelai.
Seberapa banyakkah kedelai dikonsumsi
oleh orang Asia SEBELUM MASA MODERNISASI? Sebenarnya tidak banyak,
berbeda dengan klaim yang perusahaan sering nyatakan, kedelai sebenarnya
tidak begitu banyak dikonsumsi oleh orang Asia SEBELUM MASA
MODERNISASI. Studi historis menunjukkan bahwa orang Asia mengonsumsi
kedelai ketika ada masalah finansial atau ketika adanya kekurangan
sumber makanan lain. Dan disamping itu, banyak dari kedelai yang ada
diproses secara fermentasi untuk menghilangkan efek racun kedelai.
Lain halnya dengan jaman sekarang,
pemanfaatan kedelai lebih dipengaruhi oleh karena faktor keuntungan
ekonomi dibandingkan karena faktor kesehatan. Amerika, Jepang,
Indonesia, dan negara lainnya telah “membombardir” masyarakat dengan
produk-produk kedelai. Tapi lain halnya dengan Switzerland, Inggris,
Australia dan New Zealand, peringatan publik yang tegas telah diberikan
kepada masyarakatnya untuk secara medis mewaspadai dan memonitor
penggunaan kedelai bagi bayi dan wanita hamil.
Banyak dari para vegetarian di Amerika,
Eropa, dan Australia mengonsumsi sekitar 220 gram tahu dan beberapa
gelas susu kedelai per hari, dua atau tiga kali dalam seminggu. Tapi
porsi ini sebenarnya berlebihan dibandingkan konsumsi orang Asia sebelum
masa modernisasi. Orang Asia jaman dulu biasanya mengonsumsi kedelai
dalam porsi kecil menyertai makanan lainnya. Kedelai juga bukan sumber
protein utama orang Asia jaman dulu, termasuk susu kedelai.
Berdasarkan penelitian KC Chang, editor
dari Food in Chinese Culture, total konsumsi kalori dari kedelai bagi
orang Cina di tahun 1930 hanya 1,5%, jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan konsumsi daging babi sebanyak 65%.
Pernah mendengar promosi bahwa susu
formula kedelai adalah aman karena bayi-bayi orang Asia telah
mengonsumsinya selama berabad-abad? Pernyataan promosi ini juga salah,
apalagi klaim bahwa susu kedelai lebih baik dibandingkan ASI. Yang benar
adalah sejarah orang Asia JAMAN DULU menunjukkan bahwa bayi-bayi mereka
sangat jarang diberikan susu kedelai.
Ernest Tso dalam tulisannya di Chinese Journal of Physiology tahun 1928,
mengungkapkan bahwa susu kedelai dibeberapa daerah merupakan minuman
penduduk asli di pagi hari, tapi sangat sedikit digunakan sebagai bagian
dari menu utama bagi anak-anak.
Dalam tulisannya di tahun 1930, Dr RA Guy
dari Department of Public Health di Peiping Union Medical College
menyatakan bahwa susu kedelai tidak pernah secara umum diberikan kepada
anak-anak mereka di Peiping. Minuman ini juga tidak dibuat sendiri di
tiap rumah, melainkan dijual oleh pedagang keliling, dalam bentuk tidak
kental dan panas, tapi diminum oleh orang-orang tua sebagai pengganti
teh. Sebaliknya, susu kedelai pada masa itu dianggap tidak praktis dan
susah untuk dipersiapkan bagi bayi-bayi mereka. Jadi, praktek pemberian
susu kedelai bagi bayi-bayi orang Asia di jaman dulu adalah tidak umum.
(Guy RA. Chinese Med J. 1936; 50:434-442).
.
Pengaruh Kedelai Buatan (GMO) Bagi Kualitas Kedelai
Lebih jauh lagi, kebanyakan kedelai jaman
sekarang ditanam di lahan pertanian yang penuh dengan pestisida dan
herbisida, dan banyak juga merupakan kedelai buatan (Genetically Modified).
Menimbang faktor kedelai buatan, apakah ini berarti kedelai lokal aman
dan tidak mengandung komponen kimia yang berbahaya buat kesehatan? Tidak
juga. Kedelai asli maupun buatan (GMO) juga memiliki komponen kimia
berbahaya jika tidak difermentasi, tapi GMO makin memperparah kondisi
yang ada.
Ada yang berpendapat bahwa
penelitian-penelitian yang menunjukkan hasil negatif kedelai adalah
karena penelitian tersebut lebih banyak meneliti kedelai-kedelai buatan,
bukannya kedelai asli seperti kebanyakan di Asia atau Indonesia. Tapi
ini juga salah karena penelitian ilmiah mengenai dampak kedelai bagi
kesehatan, telah dilakukan di TAHUN 60-AN DI BERBAGAI NEGARA EROPA DAN
ASIA. Penelitian-penelitian ini juga menunjukkan dampak negatif kedelai
yang pada masa itu masih alami, bukan GMO. Kedelai buatan atau GMO, baru
ada di tahun 1995, diperkenalkan pertama kali oleh Perusahaan
Monsanto. Selain itu, di tahun 1997, hanya ada sekitar 8% kedelai
buatan diproduksi di Amerika Serikat, tapi menjadi meningkat tajam di
tahun 2006, yaitu 89%.
.
Apakah Tahu Aman?
Ada yang berpendapat bahwa tahu merupakan
produk yang aman. Untuk hal ini saya berpendapat bisa “Ya”, bisa juga
“Tidak”. “Ya” – aman, jika Anda tidak berlebihan atau RUTIN
mengonsumsinya. “Tidak” aman, jika Anda melakukan sebaliknya. Kenapa
demikian? Karena sepengetahuan saya, tahu merupakan produk kedelai
non-fermentasi. Itu berarti tahu juga memiliki komponen kimia berbahaya
(aluminium, mangan, phytoestrogen, dll) yang masih banyak. Begitu juga
dengan susu kedelai.Tapi jika ada yang tahu bagaimana membuat tahu dan
susu kedelai secara fermentasi, ini adalah kabar gembira dan saya harap
Anda bisa membagikan rahasianya kepada saya.
.
Tapi Saya Merasakan Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan Saya
Iya memang benar tidak bisa dipungkiri
bahwa produk kedelai, termasuk yang non-fermentasi, bisa membawa dampak
positif bagi beberapa orang. Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah
kedelai non-fermentasi (termasuk susu kedelai), jika RUTIN Anda
konsumsi, SUATU HARI nanti akan membawa efek negatif bagi kesehatan
Anda. Sesuai dengan yang dijelaskan di atas, kedelai non-fermentasi
lebih cocok dikatakan sebagai obat serupa herbal dan bukan sebagai
sumber nutrisi dalam keseharian kita. Anda harus bijaksana memanfaatkan
produk-produk kedelai dilihat dari kebutuhan, proses, frekuensi, dan
porsinya bagi Anda.
Hanya karena sebuah komponen yang
ditemukan dalam makanan membantu satu bagian tubuh berfungsi dengan
baik, tidak berarti bahwa komponen tersebut baik bagi seluruh tubuh.
Saat memilih makanan dan minuman, pertimbangkanlah semuanya secara
keseluruhan. ANDA TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU
BURUK HANYA DENGAN MELIHAT DARI SATU BAHAN YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN
TERSEBUT. Contoh: susu sapi mengandung kalsium yang cukup tinggi, tapi ternyata susu sapi lebih cocok untuk anak sapi bukannya manusia dan LEBIH BANYAK membahayakan kesehatan dibandingkan manfaatnya.
Hukum yang sama juga berlaku yaitu ANDA
TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU BURUK HANYA DENGAN
MELIHAT DARI SATU MANFAAT YANG DIMILIKI MAKANAN TERSEBUT. Contoh: kopi
baik untuk menghilangkan rasa kantuk dan menenangkan pikiran, tapi kopi
JAUH LEBIH banyak membawa kerugian yang menghambat
produksi melatonin, mengganggu pertumbuhan janin, memperburuk kondisi
diabetes, dan meningkatkan resiko serangan jantung.
Di jaman sekarang, tidak ada makanan yang
100% sempurna. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Tapi sebagai
bahan pertimbangan, nilailah prosentase baik dan buruk dari apa yang
Anda konsumsi. Jika suatu makanan lebih banyak membawa kerugian
dibandingkan keuntungan, adalah bijaksana jika Anda tidak mengonsumsinya
(atau mengurangi pengkonsumsiannya).
Dari semua informasi yang ada mengenai
manfaat kedelai, FAKTOR UANG SANGAT MENENTUKAN DI SINI, BUKAN FAKTOR
KESEHATAN. Produk-produk kedelai jaman sekarang lebih tepatnya bersifat
sebagai obat, sama seperti herbal, dan bukan sebagai sumber nutrisi
makanan keseharian kita.
Mungkin Anda tidak setuju dengan tulisan
saya, tapi daripada bertanya dan berdebat panjang lebar dengan saya,
saya sarankan Anda untuk melakukan penyelidikan sendiri. Jangan percaya
begitu saja terhadap informasi yang pro maupun kontra terhadap
produk-produk kedelai. Cari tahu dan selidikilah kebenarannya sendiri.
Dalam penyelidikan mengenai dampak
kedelai, saya mendapati LEBIH BANYAK hasil uji ilmiah yang
kontra-kedelai dibandingkan yang pro-kedelai. Dan uji ilmiah ini adalah
FAKTA DAN PENELITIAN ILMIAH YANG TIDAK DIMANIPULASI. Lagipula, para
peneliti yang kontra-kedelai toh TIDAK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MATERI
dari penelitian-penelitian mereka yang “melawan arus”. Jadi pertimbangan
akan “conflict of interest” adalah tidak mungkin dalam kasus
kontra-kedelai yang selalu memberitakan fakta-fakta negatif dari produk
kedelai.
Informasi-informasi kontra-kedelai ini
akan banyak Anda temui secara INTERNATIONAL, bukan nasional. Manfaatkan
fasilitas internet dan Anda akan mendapati bahwa informasi
kontra-kedelai jumlahnya sangat banyak dan mudah ditemukan.
Di sini saya tidak melarang Anda untuk
mengonsumsi kedelai… Tidak. Saya hanya memperingatkan Anda terhadap
PENGKONSUMSIAN PRODUK KEDELAI YANG TIDAK TEPAT. Pilihlah produk kedelai
yang terfermentasi seperti misalnya tempe, kecap, miso, natto dan
kecambah kedelai. Mereka adalah produk-produk kedelai terfermentasi yang
baik untuk kesehatan.
Namun Anda bisa juga mengonsumsi yang tidak terfermentasi asal mengikuti anjuran kunci yang telah saya sebutkan di atas, yaitu:
- Jangan dikonsumsi BERLEBIHAN, karena segala sesuatu yang sehat jika dikonsumsi berlebih akan membahayakan kesehatan.
- Konsumsi yang ORGANIK, karena yang hibrida/GMO adalah kedelai mutasi yang tidak baik untuk kesehatan.
- Konsumsi yang tanpa bahan pengawet dan perasa tambahan yang berlebih.
- Kenali batas tolerir konsumsi Anda karena tiap manusia memiliki metabolisme yang berbeda-beda.
- Jangan dikonsumsi RUTIN karena kita TIDAK TAHU susu kedelai yang dikonsumsi tersebut organik atau tidak, dan mengandung zat aditif atau tidak, KECUALI ada jaminan klaim dari produsen bahwa produk yang diproduksi adalah organik, tanpa bahan pengawet, dan ada anjuran konsumsi aman yang jelas. Tapi ingat juga dengan poin kunci 3.
- Artikel ditulis bukan untuk menjelek-jelekan tapi untuk supaya kita bijak dalam mengonsumsi sesuatu (jangan hanya tahu baiknya saja, tapi juga tahu sisi negatifnya juga jika kita salah mengonsumsi).
Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)
.
Referensi:
sumber : http://healindonesia.wordpress.com/2009/06/07/sisi-negatif-kedelai-yang-tidak-diketahui-banyak-orang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar