idak semua kasus hipertensi atau tekanan darah tinggi perlu diobati,
kadang cukup dengan perubahan gaya hidup. Namun jika dokter sudah
memberikan obat, maka harus diminum secara rutin sebab jika tidak
risikonya malah bisa berbahaya.
Pesan itu disampaikan oleh ahli
jantung dari RS Siloam Lippo Karawaci, Dr Antonia Anna Lukito, SpJP-FIKA
dalam pemaparan hasil studi CRUCIAL. Studi internasional tentang
hipertensi ini dilakukan oleh Pfizer dan melibatkan 1.461 pasien dari 19
negara di Asia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika Latin.
Menurut
Dr Anna, obat hipertensi yang diminum tidak teratur sama bahayanya
dengan hipertensi yang tidak diobati. Risiko terburuknya adalah
komplikasi di 4 organ utama yakni stroke di otak, gagal ginjal, serangan
jantung dan kerusakan pembuluh darah di mata atau retinopati.
"Sebelum
memberi obat, pasien selalu kita edukasi sejak awal bahwa pengobatannya
harus teratur. Kalau nggak bisa teratur, mendingan nggak usah sama
sekali karena nggak ada gunanya," ungkap Dr Anna di Restoran Kembang
Goela, Rabu (12/10/2011).
Dr Anna menambahkan, fungsi obat
hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah tetapi juga mencegah
timbulnya komplikasi jangka panjang. Risiko ini sering tidak disadari
oleh pasien, sehingga sering menghentikan pengobatan saat gejalanya
sudah tidak terasa.
Sementara itu, spesialis penyakit
dalam dari RS Cipto Mangunkusumo, Prof Dr Lukman Hakim, SpPD-KKV
mengatakan ketidakpatuhan dalam minum obat hipertensi juga bisa memicu
rebound. Artinya tekanan darah yang sudah turun saat diobati tiba-tiba
bisa melonjak lebih tinggi saat obat dihentikan.
Kalau hanya
sesekali tidak minum obat karena lupa, mungkin efeknya tidak akan
terlalu signifikan. Pasien dikatakan tidak patuh dan berisiko tinggi
mengalami rebound jika terlalu sering menghentikan pengobatan saat
merasa tubuhnya baik-baik saja.
"Kalau memang gejalanya
berkurang, dokter akan menurunkan dosisnya dan tidak menghentikan
pengobatan sama sekali. Kadang-kadang pasien tidak tahu kondisi yang
sebenarnya sehingga memang harus rajin-rajin kontrol ke dokter," kata
Prof Lukman.
CRUCIAL merupakan studi tentang pengobatan
hipertensi yang dilakukan di 19 negara termasuk Indonesia. Penelitian
ini membuktikan, pengobatan dengan satu tablet kombinasi dapat
meningkatkan kepatuhan minum obat dibandingkan beberapa tablet dan bisa
menunda risiko serangan jantung hingga 10 persen.
sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/10/12/140059/1742359/763/obat-darah-tinggi-malah-bahaya-jika-minumnya-tidak-teratur?ld991103763
Tidak ada komentar:
Posting Komentar